Dear...

As simple as You created this world.
As meangingful as full as the happines can be.
As Light as feather taken by winds.

Writer

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
I want everyone in Indoesia have the luxury of reading. Watching the world from a book.

Friday, January 18, 2008

RACISM-HATE IT!

Tadi malem gue abis nonton "Perempuan punya cerita". setelah cerita ke-4 gue jadi sedih. Pertama karena gue kangen banget nyokap gue. Kedua karena gue jadi teringat kejadian rasis yag gue alami.

Karena gue terlahir sebagai keturunan, gue harusnya udah biasa dengan sikap kaya gitu ya. Tapi entah kenapa gue sangat ngga bisa menerima dengan yang ke-rasisan yang over. First, karena gue tau keluarga bokap gue sangat memangdang negatif ras nyokap gue dan waktugue kecil hampir ngga bisa menyembunyikannya. sangat sering gue dipanggil anak-**** dulu. begitupun keluarga nyokap gue yang ngga suka kalo berkeluarga dengan orang yang ngga satu ras. dan gue dipanggilnya mei-indo (mei means little sister, indo means campuran). Entah kenapa gue ngga suka diperlakukan kaya gitu.

MEnginjak SD, temen-temen gue yang kaya gitu. mulai yang bilang : "eh kalo jalan melek donk", sampe yang bilang "eh, dasar ****pelit." kalo gue ngga mau ngasi duit gue buat dipalakin. tapi kata cici gue hal itu biasa, dan harusnya gue terbiasa dengan itu.

Waktu gue kuliah, gue kembali mengalami itu. Karena tampilan gue, gue dimaki-maki pas ospek. dibilang manja-numpang ke negara orang-sampe macemmacem deh. dan when it comes to money thing, gue selalu dikasih iuran paling gede. gue tanya alesannya, sekali lagi karena gue anak keturunan katanya. tapi sekali lagi gue inget, hal ini udahbiasa-jangan diambil hati-gue harus terbiasa. tapi tetep ga bisa nerima. sampe sekarang gue selalu benci dikatain gitu.

Lalu, gue bertemu teman-teman baru. Dan ketika mereka menemani gue ke JAkarta dan pergi ke salah satu Mall di Kelapa Gading, salah seorang dari mereka bilang : Ah, MAll itu sih isinya bukan orang indonesia semua. kalo masuk ke situ gue ngerasa masuk negara lain.". dan again, seperti diatas, reaksi yang kata orang lain wajar adalah : gue harus terbiasa. tapi sampe sekarang gue berenti ngomong sama orang itu. gue sama sekali ga suka. gue sama-sama bayar pajak dan kerja kaya dia kok. kenapa harus dibedain.

Sampe suatu ketika, seorang gebetan bilang : "Gue ga mau pacaran sama yang bukan *******.". Dia ga mau pacaran sama orang yang rasnya ngga sama dengan dia. Karena menurut dia orang yang rasnya ngga sama sama dia di keluarganya dianggap jelek. Gue ngga suka banget. Diluar fakta bahwa dia rasnya sama sama gue, dan dia ngga pernah nanya asal-usul hidup gue kaya gimana. Tapi rasanya sakit dibilangin gitu sama orang yang cukup deket sama kita. Dan meurut gue, still dari dulu sampe sekarang : ras ga ada hubungannya dengan kualitas seseorang. My mom and Dad love me like other, ant thats is all about for me. Stop talking about racism, if you just wanna cover yourself up. Kekurangan ga bisa ditutupin dengan menyalahkan ras yang berbeda.

Kita diciptain beda, kenapa pengen selalu sama. TANYA KENAPA!

No comments: