Dear...

As simple as You created this world.
As meangingful as full as the happines can be.
As Light as feather taken by winds.

Writer

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
I want everyone in Indoesia have the luxury of reading. Watching the world from a book.

Wednesday, December 13, 2006

Dearest ophelia.

hari ini Ophelia mendengar kesunyian di saat yang hingar bingar. ia memandang titik gelap di saat banyak cahaya. Entah kenapa tembok itu semakin tinggi
Semakin tebal... Ophelia bingung dan cuma bisa duduk memeluk lututnya sambil menengadah ke atas.

tembok itu semakin kuat memeluk ophelia, meninggalkan space yang sangat sempit untuknya. banyak tanya muncul dalam hati ophelia. sibuk bertanya apakah hatinya merasa terluka lagi? gadis kecil itu bertanya, menghidupkan semua indra perasanya.

"Apa aku terluka tanpa kusadari diriku sangat sakit
Apa aku sendiri lagi padahal tanganku menggengam dia."

Ophelia tau setiap kali ia terluka tembok itu semakin meninggi. Setiap dia menangis tembok itu semakin menebal. Hingga sekarang bayangan menutupinya dari sinar hangat. Ophelia pucat kedinginan kesepian menangis terluka sedih melukai diri sendiri perih kesal terhadap diri sendiri.

"kenapa tembok ini tersenyum saat aq menangis sehingga orang mengira tembok ini aku,
kenapa dia tertawa ketika hatiku bilang sakit sehingga orang bilang aku kuat,
kenapa kenapa tembok ini menghalangi aq melihat dunia luar,
aku ingin keluar..."

Ophelia menangis, tapi semakin besar tangisnya tembok itu tersenyum semakin lebar. Hingga ophelia tenggelan dalam airmata, hingga matanya kelu untuk memuntahkan air mata. Ophelia ingin membuang semua tembok itu hingga ia dapat bernafas merasakan cahaya matahari hingga kulinya terbakar, ophelia ingin merasakan segarnya udara pagi hari dan melihat birunya matahari tanpa dihalangi cahaya.

Malam ini, ophelia kembai tenggelam dalam kolam airmatanya apakah ophelia akan mati lagi tenggelam dalam air matanya, entah kenapa padahal ophelia tidak merasa sakit, tapi enat kenapa tangisan terus datang...

aku butuh joni.

No comments: