Dear...

As simple as You created this world.
As meangingful as full as the happines can be.
As Light as feather taken by winds.

Writer

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
I want everyone in Indoesia have the luxury of reading. Watching the world from a book.

Thursday, December 21, 2006

Dearest Ophelia Part 2



Opheila kembali bingung - bingung - bingung. Mungkin karena Ophelia kelelahan dengan semua ini. Banyak yang harus dilakukan, banyak yang harus dikerjakan, banyak yang harus diselesaikan. tapi hatinya tidak dapat berhenti memikirkan perasaan-nya. Bukan hati milik ophelia. tapi milik dia yang ada disana. yang dengan sabar menunggu ophelia meluruskan hati untuk percaya dan mengandeng tangannya erat hampir sampai ophelia tidak ingin melepaskannya lagi. Ophelia yang merasa tidak lengkap - cacat - dangkal - tidak pantas. Ophelia yang tidak sanggup memaknai warna dalam hidup dengan benar. Hanya bisa tertawa padahal hatinya menangis. hingga tangisan itu akhirnya meledak dan tetap tidak bicara apapun. TIDAK MEMPERBAIKI KEADAAN. Ophelia yang selalu ketakutan untuk sendiri lagi. Takut ada gadis lain yang ternyata bersinar sangat cemerlang sehingga setiap mata tertuju padanya. Takut ketidak lengkapannya dijadikan alasan sehingga dia sendiri lagi.

Ophelia tidak takut untuk sendiri. Tapi dia sangat takut melepaskan. sambil berjanji (pada hal yang tidak pernah sekalipun seumur hidupnya ia yakini untuk dibuat janji, tapi kali ini Ophelia bertekad) untuk kuat bertahan dan tidak mau menyerah. tetap menggenggam tangannya walau sakit terus menghujam jiwa. walau Hati lelah karena sulit bicara. Tapi hati telah teguh untuk terus berjalan.

Ophelia siap berjalan, tidak ingin melihat ke belakang lagi.


*Joni kamu jangan galak2 donk...

1 comment:

End said...

I'll grab your hand and I won't leave you alone, dear...