Dear...

As simple as You created this world.
As meangingful as full as the happines can be.
As Light as feather taken by winds.

Writer

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
I want everyone in Indoesia have the luxury of reading. Watching the world from a book.

Tuesday, February 10, 2009

Cuman mau cerita ajah.

Clarice, si gadis extra dengan kemampuan extra dan ambisi yang extra-extra di era modern. Hanya mengenal kata sempurna-sempurna-sempurna. Di dalam segala yang extra-extra dan semua kata sempurna, Clarice mengubur-menyembunyikan semua kata gagal, sakit dan kurang di hatinya yang terpencil, di sudut gelap itu. Tidak cukup itu, Clarice membuat tembok tebal di sekitar hatinya dari kegagalan, kekurangan dan rasa sakit. Tembok yang begitu tebal hingga cahaya matahari pun tidak bisa masuk.

Semakin hari tembok itu semakin tebal. Karena kesempurnaan ternyata terbentuk dari akumulasi banyak kegagalan dan rasa sakit. Kata sempurna ternyata tidak jatuh begitu saja dari langit. Semakin banyak sempurna-sempurna. Maka gagal-gagal berlipat kali banyaknya. Tentu saja tidak diperlihatkannya. Di luar yang terlihat selalu berhasil, sukses; extra-extra.

Lalu, di seberangnya ada Trace. Perempuan tradisional, tapi tidak mengenal gagal. Semua hal yang ada di dalam hidupnya halus-lulus. Semudah membalikan telapak tangan. Tanpa harus menikmati kegagalan cinta, dia menikah dengan pria yang dijodohkan padanya. Pria yang baik pengertian, lalu punya anak-anak yang baik, sopan, bersahaja. Hidupnya digambar dengan garis yang rapi jali tanpa ada warna yang melewati garis. Semua halus-lulus-mulus.

Dan tiba-tiba dunia kedua wanita ini bersinggungan dan semua gravitasi melawan hukumnya. Trace menilai Clarice hanyalah seorang wanita dengan kebiasaan buruk. Banyak merokok, berhura-hura berpesta. Wanita yang tidak punya harga dibanding dirinya. Sedangkan Clarice sebaliknya mengasihani Trace. Clarice bilang, jaman sekarang wanita modern mana yang tidak tahu nikmatnya dunhil menthol.

Tapi di balik itu semua, dua-duanya saling mengakui. Pihak selain dirinya mengatakan hal yang bear. Tidaklah terasa sempurna tanpa pernah tahu rasanya cacat. Sesuatu yang salah tetaplah salah, walau diembel-embeli modern dan sophisticated.

Mereka direkatkan oleh seorang lelaki. Meyer, nama lelaki itu. Dia adalah garis singgung diantara dua wanita perkasa. Dua-duanya wanita yang paling Meyer sayangi. Kedua-duanya punya tempat penting di hatinya. Yang satu adalah permata hatinya, dan yang lainnya dia panggil Ibu. Dan keduanya bergerak seperti kutub magnet yang sama. Saling menjauhi-saling tolak menolak. Meyer harus memilih supaya tetap ada di lingkaran itu. Supaya lingkaran itu tetap bersinggungan.

Apakah Clarice egois?
Apakah Trace egosentris?
Apakah Meyer memaksakan kehendaknya?

Semua orang hanya ingin bahagia.

No comments: