Dear...

As simple as You created this world.
As meangingful as full as the happines can be.
As Light as feather taken by winds.

Writer

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
I want everyone in Indoesia have the luxury of reading. Watching the world from a book.

Friday, May 25, 2007

Dalam Diamku, kamu tidak tahu apa-apa

2 tahun yang lalu :
Seorang wanita berkerudung biru muda tiba-tiba menghampiri saya di ruang kuliah saya.
*PLAK
"Dasar lo murahan.."

Saya hanya diam, kaget. merasakan panas di pipi saya. Sakit.

1 Tahun setelah kejadian itu :
Saya menghampiri wanita berkerudung itu yang terus mengata-ngatai saya tanpa henti selama 1 tahun dengan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan seorang wanita. Dan ketika dia mulai mengatakan hal-hal yang tidak pantas tentang sahabat baik saya. tanpa sadar saya mendorongnya ke tembok putih gedung bersama dan memukul hidungnya sekuat tenaga.

*BRUK
"Berenti.." itu kata saya.
Darah memancar deras dari gusi atasnya dan rongga hidungnya. Kerudung biru itu pun kotor dengan darahnya. diam siap melunjurkan tonjokan ke-2.

*BRUK
"Jangan mulai kalo lo ngga bisa ngeberseinnya."
Wanita berkerudung itu malah menjawab ; "Memang bener kan apa yang gue bilang, temen lo tuh P****, murahan, dan G*****. sama kaya lo yang juga..." Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, saya menjatuhkan kepalan ke-3.

*BRUK
"Gue memang gitu, tapi temen gue ngga gitu."

Mungkin karena pada dasarnya saya bukan orang yang punya perasaan belebih. yang tidak tega melihat darah atau semacamnya. atau bisa juga karena saya didik oleh seorang lelaki yang tegas. saya tidak pernah neko-neko. nerkelahi artinya tonjok-pukul. saya sangat sulit mencari sahabat baik. tapi ketika mendapatkannya saya akan melakukan apapun untuknya.

Saya benci orang yang meresahkan teman-teman saya. menyakiti sahabat baik saya. dan kebencian ini semakin membesar. Saya memang diam selama ini.
tapi dalam diam, kamu tidak tahu apa-apa.

No comments: