Dear...

As simple as You created this world.
As meangingful as full as the happines can be.
As Light as feather taken by winds.

Writer

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
I want everyone in Indoesia have the luxury of reading. Watching the world from a book.

Thursday, June 05, 2008

Mendung... Hari ini mendung.

Mendung, hari ini mendung. sejak pagi sudah mendung di hatiku, walau di luar cuaca cukup cerah cenderung panas. tapi entah kenapa, hatiku mendung. mungkin karena menyadari kalau mimpiku sudah terbang. padahal aku tidak lelah mengikutinya, supaya aku bisa mencapainya kemudian mewujudkannya.

Ah, kata pepatah sih : Capailah mimpimu setinggi langit.

Bagaimana sang pembuat pepatah bisa tau jika mimpi bisa terbang ke langit. dan bukan berlari seperti kucing dikejar anjing. hanya dia yang bisa menjawabnya. atau aku harus bertanya pada Benjamin Franklin. karena dia yang bilang kita harus mengejar kebahagiaan kita, to pursuit our happiness. Bagaimana dia tau kebahagiaan itu harus dikejar? Mungkin dia bisa menjawab mengapa mimpi terbang ke langit.

Apalagi ini? Aku hanya mengeluh tanpa sebab. RALAT, bukan tanpa sebab. Sebabnya adalah aku sekarang seperti tidak hidup lagi. Hanya mengikuti alur kehidupan. Tidak mengungkiri waktu seperti dulu, atau bersembunyi dalam kebahagiaan. Aku tidak lagi berontak pada kehidupan. hanya menjalaninnya sesuai alur yang ada. Aku seperti ikan mati, only dead fish follow the current. Dulu aku berontak untuk menggapai mimpi. tapi sekarang aku hanya memandang mimpi itu terbang ke tempat yang tidak bisa kucapai.

Ah.

Mungkin harusnya mimpi itu bukan kugapai. tapi kulihat lalu kuwujudkan tanpa harus kudekap. Karena kenyataannya aku tidak akan pernah bisa menggapai mimpi. aku manusia, manusia tidak pernah berhenti bermimpi. dan sampai kapan aku akan menggapai mimpiku?


Tolong dong, kamu. Iya kamu yang disana yang ada di depan monitor. coba periksa seluruh hati kamu. adakah label teman di sana?

Kalau ada, tolong sentuh tanganku, genggam erat hatiku, supaya aku bisa merasakan detakannya. Supaya aku bisa merasakan detak yang memaknai hidup.
Atau, kamu tolong nyalakan api di tungku itu, di tungku hatiku yang sudah membeku seperti bongkah tembok igloo. nyalakan lagi apinya. biar beku itu meleleh. Kalau sulit tolong tumpahkan sedikit tequila ke mulutku, mungkin akan membantu pembakaran di hatiku.

Kalau tidak ada label itu, bolehkah kugambar label teman di hatimu sebagai tanda kamu temanku, dan tolong aku ya.

Mengeluh lagi dan lagi.

Touch me so I can feel. Hold me so I dont feel the cold. Please.

No comments: