Dear.Future Me
Psikiater saya bilang saya masih dalam post-pain hurt. Ketika serious relationship saya memudar beberapa bulan yang lalu, saya hancur. Saya yang secara sadar memutuskan untuk berhenti. Saya juga yang menolak mentah opsi-opsi untuk kembali, melepaskan rekonsiliasi yang masih mungkin. Saat itu saya belum merasakan kehilangan. Lalu saat semua hilang seperti direnggut dari hati saya, saya baru merasakan pedih dan sakitnya.
Saya kehilangan pacar, sudah pasti. Tapi yang lebih menyakitkan dari itu semua adalah kehilangan keluarga. Papa yang dianggap kakek sendiri-karena dia udh tua yah. Kakak yang seperti saudara perempuan dan adik laki2 nakal yang accepting. Dan kehilangan mereka jauh lebih menyakitkan daripada putus cinta manapun yang pernah saya alami. Kehilangan keluarga.
Dan kini saya dihadapkan lagi untuk memulai kembali. Saya takut, dan saya tidak taju apakah saya akan melanjutkan langkah saya.
Ketika kamu sudah berhenti menjadi saya nanti, tolong ingatkan lagi betapa fragilenya kita. Dan betapa kuatnya kita juga.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
No comments:
Post a Comment