Analogianalog
Menahan amarah sama seperti menahan bara api panas yang disengatkan ke kulit.
Tidak tertahankan keluhannya, karena expresi.
Menahan tangis, sama seperti menggenggam es di tangan.
Rasanya jika ditahan membuat beku yang kemudian menjadi panas.
Menahan takut sama seperti berjalan di tengah hujan dingin tanpa baju yang tebal.
Rasanya hanya si sumsum tulang yang mengerenyit.
Analogi analog, sudah usang memang. Tapi rasanya si analog selalu benar menganalogikan si waktu. walau kadang kurang tepat. Dia tetap dipercaya.
No comments:
Post a Comment