Dear. Hardheadboys
Sampai kapan kamu akan mencincang privasi atas nama cinta lalu mengobrak-abrik semua yang aku percaya, lagi-lagi atas nama cinta.
Kamu tahu bukan ini yang aku inginkan.
Aku masih mencari jatidiriku yang hilang setelah aku acak-acak sendiri juga atas nama cinta. Lalu belum lagi aku menemukan kebebasanku, lagi-lagi aku membentur tembok itu. Tembok yang dibangun diatas dasar cinta. Aku lagi-lagi merasa bersalah ketika aku tidak merasa bersalah dan meminta maaf tanpa ada rasa sesal. Untuk mempertahankan kita.
Bukan ini yang aku inginkan.
Tapi kamu dengan mudahnya berkali-kali menyebut kata mati dan putus begitu saja. Mudah untuk mengakhiri sesuatu yang tidak berharga, sebaliknya akan sulit jika itu berharga dan pantas.
Aku tidak ingin merubah sesuatu apapun darimu. Tidak sedikitpun. Tapi aku meminta kamu untuk bertindak lebih bijaksana. Berpikir sebelum memutuskan.
Aku lelah, atau kita akhiri saja sebelum semuanya semakin jauh?
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT